Ps Bobby Butar Butar MTh blog

Fenomena Homoseksual – Perspektif Alkitab

Posted on: Maret 3, 2010

FENOMENA HOMOSEKSUAL (MENYUKAI SESAMA JENIS)

Perspektif firman Tuhan terhadap gay/lesbian

Penulis: Ps. Bobby MTh

Pendahuluan

Dunia yang dihuni lebih dari enam milyar manusia terbagi dalam dua jenis kelamin, yaitu pria dan wanita. Kecenderungan seksual manusia adalah heteroseksual (menyukai lawan jenis). Namun tidak dapat dipungkiri ada juga kalangan yang menyukai sesama jenis baik itu gay (pria menyukai pria) maupun lesbian (wanita menyukai wanita).

Kecenderungan menyukai sesama jenis tersebut wilayahnya sangat luas melewati batas-batas  agama, budaya, sosial dan usia. Saat ini bahkan ada beberapa negara yang melegalkan perkawinan sejenis, seperti di Belanda, Belgia, Norwegia dan Swedia. Di lingkungan Kristianipun ada perilaku tersebut. Tidak jarang bahkan terdengar adanya pelayan Tuhan yang perilakunya cenderung menyukai sesama jenis.

Apabila ditelaah dari sejarah, kasus homoseksual telah terjadi sejak ribuan tahun lalu. Catatan Alkitab menceritan tentang dua malaikat berwujud pria yang datang ke rumah Lot, lalu dicari-cari para pria penghuni kota Sodom untuk “dipakai” mereka. “Before they had gone to bed, all the men from every part of the city of Sodom – both young and old – surrounded the house. They called to Lot, “Where are the men who came to you tonight? Bring them out to us so that we can have sex with them.” (NIV; Kejadian 19:1-5). Rupanya salah satu penyebab murka Allah atas Sodom dan Gomora adalah perilaku homoseksual yang dilakukan para pria disana.

Istilah & Definisi

Penggunaan pertama istilah homoseksual yang tercatat dalam sejarah adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny, dan kemudian dipopulerkan penggunaannya oleh Richard Freiherr von Krafft-Ebing pada bukunya Psychopathia Sexualis.

Dari Pikiran Rakyat cyber media, Menurut dr. Teddy Hidayat, Sp.,K.J., psikiater di RSHS Bandung, yang dimaksud dengan homoseksual adalah rasa tertarik secara perasaan (rasa kasih sayang, hubungan emosional) dan atau secara erotik, baik secara lebih menonjol (predominan) atau semata-mata (eksklusif), terhadap orang-orang yang berjenis kelamin sama, dengan atau tanpa hubungan fisik (jasmaniah).

Wikipedia memberi penjelasan, bahwa homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan atau hubungan seksual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.

Penyebab

Penyebab terjadinya penyimpangan perilaku seksual homoseks masih belum dapat diketahui secara pasti. Psikiater Jeffrey Satinover, M.D menulis, “Seperti semua kondisi perilaku dan mental yang kompleks, homoseksualitas adalah… bukan eksklusif biologis dan bukan eksklusif psikologis, tetapi merupakan hasil percampuran yang masih sulit diukur dari faktor genetik, pengaruh dalam kandungan (intrauterine)… lingkungan setelah kelahiran (seperti orang tua, saudara, dan perilaku budaya), dan rangkaian kompleks dari pilihan-pilihan yang diperkuat secara berulang-ulang yang terjadi pada fase kritis dari perkembangan.” (Homosexuality and the Politics of Truth, 1996, Grand Rapids, MI: Baker Books).

Ketika peneliti “gen gay” Dr. Dean Hamer ditanya apakah homoseksualitas berakar hanya dalam biologi, dia menjawab: “Sudah pasti tidak. Dari penelitian terhadap anak kembar, kami telah mengetahui bahwa separuh atau lebih dari variabilitas dalam orientasi seksual adalah tidak diturunkan. Penelitian kami mencoba mengarah ke faktor genetik tanpa menyangkal faktor psikososial.” (Gay Genes, Revisited: Doubts arise over research on the biology of homosexuality,” Scientific American, November 1995, P. 26).

Situs chem-is-try mengutip pernyataan Prof. Dr. Wimpie Pangkahila (Pakar Andrologi dan Seksologi) yang mengatakan bahwa homoseksualitas disebabkan oleh faktor biologis (kelainan otak dan genetik), faktor psikodinamik, yaitu adanya ganguan perkembangan psikseksual pada masa anak-anak, faktor sosiokultural, yaitu adanya adat-istiadat yang memberlakukan hubungan homoseksual dengan alasan yang tidak benar, dan terakhir adalah faktor lingkungan, dimana memungkinkan dan mendorong hubungan para pelaku homoseksual menjadi erat.

Psikiater Friedman dan Downey menyatakan bahwa “suatu model biopsikososial” sangat cocok dengan pengetahuan kami mengenai penyebabnya, dengan beragam kombinasi dari temperamen dan kejadian lingkungan yang mengarahkan ke homoseksualitas. Mereka mengatakan: “Meskipun penemuan neurobiologis terakhir menganggap homoseksualitas adalah ditentukan secara genetis-biologis, kurang adanya bukti yang kuat untuk suatu model biologis mengenai homoseksualitas” (R. Friedman, M.D. and J. Downey, M.D., Journal of Neuropsychiatry, vol. 5, No. 2, Spring 1993).

Peneliti otak Dr. Simon LeVay mengatakan: “Pada masalah ini, opini yang diterima paling luas (dalam penyebab homoseksualitas) adalah bahwa banyak faktor yang memainkan peranan.” (Simon LeVay, 1996, in Queer Science, published by MIT Press).

Asosiasi Psikolog Amerika mengatakan, “Berbagai teori telah mengajukan sumber-sumber yang berbeda untuk orientasi seksual… Namun, banyak peneliti berbagi pandangan bahwa orientasi seksual dibentuk untuk kebanyakan orang pada usia sangat muda melalui interaksi rumit dari biologis, psikologis, dan faktor sosial.” (The A.P.A.’s booklet, “Answers to Your Questions About Sexual Orientation and Homosexuality“).

Buku DSM (Diagnostik & Statistical Manual of Mental Disorders) yang disebut “kitab suci”nya psikologi dalam melakukan diagnosa, mengkategorikan perilaku  homoseks sebagai ‘Gender Identity Disorder‘ atau ‘Gangguan Identitas Gender’ (http://www.mental-health-today.com/gender/dsm.htm).

Homoseks yang disebabkan faktor genetis-biologis biasanya terjadi akibat ketidakseimbangan hormon. Hal itu dapat terlihat dari pembawaan seseorang sejak masa kecil. Seorang pria akan terlihat lebih feminin, menyukai bergaul dengan wanita daripada pria, perasaannyapun cenderung sangat sensitif. Sebaliknya pada wanita akan menyebabkan dia berperilaku seperti pria, baik dari cara berpakaian, cara bergaul dsb.

Homoseks yang disebabkan faktor psikologis dan sosial biasanya terjadi menginjak masa remaja dan atau dewasa. Pada masa ini ketika seseorang mengalami keadaan yang memicu (misalnya: pelecehan seksual seperti dicabuli oleh sesama jenis, pergaulan sejenis/lingkungan yang abnormal, pelarian, ingin mencoba saja dsb), maka dia akan segera mengalami perilaku homoseks secara perlahan. Pada kasus ini, penampilan fisik bisa saja sangat macho dan perkasa, namun diam-diam ternyata homoseks. Ada juga yang kelihatan kewanita-wanitaan seperti para pria yang bekerja di salon kecantikan. Meskipun memang tidak semua pria yang bekerja di salon kecantikan adalah homoseks.

Dapatkah dideteksi?

Secara umum, manusia dapat mengenali ciri-ciri kaum homoseks. Sebuah penelitian psikologi mengambil kesimpulan bahwa manusia adalah makhluk yang paling pintar dan cepat menilai sesamanya (Ambady and Rovert Rosenthal, 1994). Ambady lalu meneliti hal tersebut dengan obyek penelitian 90 lembar foto wajah pria homoseks dan normal. Ia meminta 90 sukarelawan untuk melihat 90 lembar foto tersebut dan menebak dalam waktu 10 detik. Hasilnya adalah mereka mampu menebak wajah homoseksual dengan ketepatan 70%. “Apa yang paling menarik adalah tambahan waktu tidak meningkatkan hasil,” tuturnya dalam Journal of Experimental Social Psychology. (Kompas 22/1/2008).

Namun, patut diakui tidak mudah untuk mengenali dengan tepat. Karena di kalangan gay misalnya, mereka mempunyai ciri tertentu yang hanya bisa diketahui oleh kelompoknya atau orang-orang tertentu saja. Ciri-ciri khusus inilah yang sering disebut sandi, yaitu tanda-tanda yang sengaja dipasang para gay untuk menarik pasangannya. Bisa berupa gerakan ataupun aksesori yang dikenakan. “Yang paling biasa adalah mata, dan kami punya feeling,” ujar seorang gay. Ada juga sebagian kalangan gay lebih menyukai pakaian pressbody atau ketat. Alasannya, selain praktis, juga bisa memperlihatkan lekuk tubuh si pemakai. Warna busananya seringkali juga mencolok. Gaya bicara mereka cenderung feminin (Pikiran Rakyat 21/8/2005).

Pandangan Alkitab

Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia sepasang (Adam dan Hawa, bukannya Adam and Steve atau Eve and Madam). Keduanya kemudian membentuk keluarga dan menghasilkan keturunan (Kejadian 1:27-28; 2:20-25). Hasrat seksual yang sejati seperti digambarkan dalam Kejadian 4:1 adalah heteroseksual (laki laki menyukai wanita dan sebaliknya). Oleh karenanya, gereja dengan tegas tidak mentolerir hubungan sejenis (homoseks).

Kitab Roma bahkan dengan tegas menegaskan bahwa homoseks adalah akibat kefasikan dan hawa nafsu manusia yang tidak mau mentaati Allah. “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka…sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki…(Roma 1:24-27).

Perilaku homoseksual sendiri dengan TEGAS ditentang Tuhan dalam firman-Nya: “Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian” “No man is to have sexual relations with another man; God hates that.” (Imamat 18:22; Good News Bible). Perilaku homoseksual dalam Perjanjian Lama bahkan mendapat hukuman mati, “Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri. “If a man has sexual relations with another man, they have done a disgusting thing, and both shall be put to death. They are responsible for their own death.” (Imamat 20:13; Good News Bible).

Firman Tuhan dalam Perjanjian Baru memperingatkan bahwa homoseksual tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Pemburit merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris homosexual. Perhatikan terjemahan Alkitab bahasa Inggris versi LITV berikut  “Or do you not know that unjust ones will not inherit the kingdom of God? Do not be led astray, neither fornicators, nor idolaters, nor adulterers, nor male prostitutes, nor homosexuals, nor thieves, nor covetous ones, nor drunkards, nor revilers, nor plunderers shall inherit the kingdom of God. (1 Kor 6:9-10; 1 Tim 1:10). Kata “pemburit” atau “homosexuals” berasal dari teks asli Alkitab bahasa Yunani “arsenokoites” yang artinya adalah  “One who lies with a male as with a female, sodomite, homosexual.”

Tuhan bahkan menghancurkan Sodom dan Gomora karena perilaku homoseksual penduduknya. Yudas 1:7-8 mencatat, “sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.  Namun demikian orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.”

Darimanakah asal mula penyimpangan naluri seksual tersebut berdasarkan perspektif firman Tuhan? Ada satu ayat yang tersirat menjelaskannya, “…Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya…” (Kejadian 8:21). Kalimat “jahat dari sejak kecil” hendak menggambarkan bahwa kecenderungan hati manusia adalah menyimpang dari jalan & kehendak Tuhan. Hal itu sinkron dengan penjelasan dari kitab Roma yang mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa (Roma 3:23). Dapat disimpulkan bahwa penyebab utama penyimpangan orientasi seksual adalah keberdosaan manusia. Hal itu yang kemudian mempengaruhi segala aspek pemicu, baik genetis-biologis, psikologis dan sosial.

Solusi

Bagi orang yang menyukai sesama jenis baik penyebabnya faktor genetis-biologis, psikologis maupun sosial (faktor keluarga, teman, lingkungan dsb) perlu memahami bahwa Tuhan Yesus mengasihi saudara. Kedatangan-Nya ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan manusia dari maut dan memberikan hidup kekal (Yohanes 3:16), tetapi juga untuk memulihkan setiap orang.

Oleh karena itu, bertobatlah dan kembali kepada kehendak Tuhan. Homoseksualitas merupakan PILIHAN bukan TAKDIR. Oleh sebab itu, asal ada NIAT dan KEMAUAN untuk kembali ke hasrat seksual yang hetero, Tuhan Yesus pasti sanggup memulihkan orientasi seksual yang menyimpang. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan (Lukas 1:38). Kuasa-Nya sangat sempurna untuk membarui dan memulihkan. Datanglah dengan kerendahan hati dan mengakui bahwa hal tersebut adalah dosa, maka Dia akan mengampuni dan menyucikan dari segala dosa dan kejahatan (1 Yohanes 1:9).

Seorang sahabat saya adalah homoseksual, namun suatu hari ketika dia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan memulihkan orientasi seksualnya. Sekarang dia telah menikah dengan seorang wanita, memiliki anak, bahkan juga melayani Tuhan di sebuah gereja sebagai gembala.

Penyembuhan kasus homoseks/lesbian yang disebabkan faktor sosial dapat dilakukan dengan menghindari lingkungan yang dapat memicu. Carilah lingkungan persahabatan yang heteroseksual dan mengasihi Tuhan. Milikilah mentor atau pembina rohani yang dapat membimbing untuk hidup dalam kebenaran dan kekudusan seperti yang diinginkan Tuhan.

Bagi penyuka sesama jenis yang disebabkan faktor gen atau bawaan, dapat berkonsultasi dengan ahli genetika untuk mencari solusi terbaik. Satu hal yang pasti, percayalah kepada Tuhan Yesus yang sanggup memulihkan dan mengadakan mujizat dalam hidup setiap orang.

Referensi:

Alkitab

http://en.wikipedia.org/wiki/Homosexuality

Jeffrey Satinover, Homosexuality and the Politics of Truth, 1996, Grand Rapids, MI: Baker Books

kompas.com

http://www.mental-health-today.com

Pikiran Rakyat cyber media

– Tuhan YESUS sanggup memberikan kekuatan

Luk 10:19  Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.

– Tuhan YESUS sanggup memulihkan

Isa 58:8  Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.

namun semuanya itu tergantung kepada manusia masing masing

3 Tanggapan to "Fenomena Homoseksual – Perspektif Alkitab"

Setelah saya membaca blok Ps Bobby, saya dapat merasakan kedamaian dan juga banyak yang saya dapat pelajari dari pada blok bapak, terimakasih buat kerja kerasmu dan Tuhan memberkati.

saya merasa damai di hati ketika membaca..bahkan saya menangis..
Trimaksh ..
web ini memulihkanku..
GBU..

terimakasih artikel ini sungguh menguatkan …

Tinggalkan komentar

Ps Bobby Butar Butar MTh

Kategori

Arsip

Blog Stats

  • 1.158.397 hits

Readers

tracker
Follow Ps Bobby Butar Butar MTh blog on WordPress.com