Ps Bobby Butar Butar MTh blog

Posts Tagged ‘metanoia

Apakah Pertobatan Itu?

Hidup kekristenan disebut sebagai hidup dalam pertobatan. Dan ini merupakan prosesrepent seumur hidup (lifetime). Pertobatan (repentance) secara Alkitabiah adalah sikap hidup yang berpaling dari dosa dan kehidupan lama yang tidak berkenan di hadapan Tuhan menuju kepada kehidupan baru dalam Kristus, dimana Yesus Kristus menjadi Tuhan dan juru selamat pribadi dari seseorang. Kehadiran Yesus membawa efek pada perubahan hidup dari orang tersebut. Apabila selama ini yang menjadi pusat hidupnya adalah “keakuan” dan berhala/kuasa kegelapan, kini sepenuhnya bergantung kepada Tuhan Yesus Kristus.

Bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru (Yunani) untuk pertobatan adalah metanoia (Matius 3:8). Metanoia mempunyai arti a change of mind from evil to good or from worse to better. Jadi, pertobatan itu berasal dari hati dan pikiran yang diubahkan kemudian diikuti oleh tindakan yang menunjukkan buah dari pertobatan tersebut. Pertobatan tidak sama dengan penyesalan. Karena penyesalan belum tentu bertobat. Seseorang bisa saja menyesali kesalahan dan kejahatan yang diperbuat, namun ia dapat saja melakukannya kembali. Pertobatan tidak demikian. Seorang yang bertobat, ia tidak hanya menyesali kesalahan maupun kejahatannya namun juga berbalik kepada Allah dan meninggalkan kehidupan lamanya yang jahat dan penuh kenajisan. Inilah yang dimaksud Alkitab sebagai pertobatan sejati.

Orang yang “bertobat” harus menunjukkan tanda pertobatan. Ciri awal pertobatan adalah dibaptis selam (Yunani: Baptizo). Mengapa dibaptis selam? Karena teks asli Alkitab untuk kata baptis, adalah baptizo, yang mempunyai arti diselamkan, ditenggelamkan ke dalam air/cairan seutuhnya. Baptisan merupakan ciri mutlak yang harus terlihat pada setiap pertobatan (Matius 3:11; Kisah Para Rasul 2:38). Tuhan Yesus dalam amanat agungnya sangat menekankan mengenai baptisan sebagai tanda dari pertobatan (Matius 28:19-20). Pada saat seseorang menyatakan pertobatannya melalui baptisan selam, ia akan menerima karunia Roh Kudus. Kehidupannya akan diubahkan seiring dengan berdiamnya Roh Kudus dalam dirinya. Itu sebabnya seorang yang bertobat seharusnya menghasilkan buah Roh dalam kehidupannya (Galatia 5:22-23). Watak, sifat dan karakternya dipulihkan Allah, sehingga penuh dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan dan penguasaan diri.

repentanceSifat dan karakter lamanya yang cenderung jahat dan penuh keinginan daging (lust of the flesh) akan dikikis perlahan-lahan oleh Roh Kudus, dan sifat baru, karakter ilahi akan muncul dari kehidupannya. Inilah ciri kedua, yaitu karakter yang diperbarui. Apabila ada orang yang sudah “bertobat”, bahkan menjadi pelayan Tuhan, namun kehidupannya tidak menjadi berkat, cenderung menyakiti orang-orang disekitarnya bahkan terkadang menjadi “trouble maker” di keluarga maupun pelayanan gereja, patut dipertanyakan kesungguhan pertobatannya. Bisa saja motivasi hidupnya bukan memuliakan Kristus namun kemuliaan diri dan ego pribadi. Sebab itu, seharusnya setiap orang Kristen yang telah bertobat pasti tidak akan mau berselingkuh, melakukan kejahatan, melukai orang lain, mengkorupsi uang perusahaan, mabuk-mabukan dan segala perbuatan tercela lainnya.

Ciri ketiga dari pertobatan adalah kerendahan hati. Orang yang mengenal Kristus dan bertumbuh dalam iman pasti akan semakin rendah hati. Tidak ada lagi kesombongan maupun pemuliaan diri. Ia menyadari bahwa hidup dan keberadaan dirinya semata-mata merupakan anugerah Allah, dan karenanya tidak punya alasan untuk menyombongkan diri.

Tokoh-tokoh Alkitab yang dipakai Allah secara luar biasa adalah orang-orang yang rendah hati. Semakin mereka dikarunia hikmat maupun kuasa Allah, makin rendah hati kehidupan mereka. Sebab itu menjadi peringatan bila ada anak-anak Tuhan (pengusaha, karyawan, mahasiswa, pendeta, gembala, dosen sekolah Alkitab, penginjil, konselor, pendoa maupun pelayan Tuhan lainnya) yang sombong dengan karunia rohani, talenta, kecerdasan maupun kekayaan materi yang dimilikinya.

Hendaklah semua anak Tuhan meneladani Ayub, seorang besar dalam Perjanjian Lama yang berkata, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.” sungguh suatu profil manusia yang hidupnya penuh kerendahan hati meski ia memiliki hampir segala sesuatu yang diidamkan setiap orang. Ingatlah, tolak ukur kehidupan pertobatan setiap orang adalah komentar orang-orang yang ada di sekeliling, baik itu keluarga, tetangga, jemaat maupun rekan pelayanan. Sebab merekalah yang menilai dengan obyektif. Jadikanlah komentar dan pendapat mereka sebagai tolak ukur kedalaman pertobatan kita. Tuhan memberkati.


Ps Bobby Butar Butar MTh

Kategori

Arsip

Blog Stats

  • 1.157.438 hits

Readers

tracker
Follow Ps Bobby Butar Butar MTh blog on WordPress.com